Monday, April 25, 2011

bali 24Feb-14 Mar 2011 ( Jadi tur Guide&Nyepi sambil Thipoid)

Esoknya, kira2 hari ke 6 saya di Bali, adalah hari kepulangan Nabila, maklumlah doi tipikal mahasiswa yang ga terlalu rebel, jadi ga mau bolos kuliah.. Kebetulan, malah ada 4 anak perempuan adek kelas saya yang datang berkunjung pada hari tersebut, mreka ke Bali cuma 3 hari 2 malam, wow ga tuh...

Rencana awalnya, saya akan di Bali selama 2 minggu saja, dan pada saat adek saya pulang, saya berencana sendirian ke lombok, itung2 di Bali suasana nyepi dan pikir saya, pas nyepi saya di lombok, jadi ga ganggu yang di Bali.
Takdir dan mreka(4teman saya itu) sedikit merubah rencana saya, mobil sewaannya di extend, dan untuk 3hari itu saya jadi driver mreka, dan secara spontan mreka minta saya antar ke Amed (setelah ngelihat foto2 dan crita2 saya&adek saya), pada hari pertama kami ramai2 ke pantai padang-pdang dan uluwatu yang letaknya berjejeran, sebelum menghabiskan senja di pantai Jimbaran. sungguh indah pmandangan disana. Pura di ujung bukit raksasa di Uluwatu, pantai Padang-padang yang seperti tersembunyi dibalik Karang2 raksasa (tempat syuting film EatPrayLove), dan Jimbaran dengan sunset yang molek.

Paginya, semua minus adek saya, berangkat ke Amed (lagi). Kami mampir dulu di Sukowati karna anak2 ini mau belanje2 dulu, wow sekali, saya nunggu sampe 2jam di parkiran (mereka tipikal "belanja"). Dan yang membuat saya kaget adalah mengenai kondisi fisik saya, saya mulai terasa pusing dan badan pegal2 disertai meriang. Gila, batin saya menyeringai.

Saya berhasil menyetir sampai Amed, sore itu kami mencari tempat menginap untuk kami ber5 dan alhamdulillah dapat tempat persis dipinggir pantai, ajib gila disini. Tapi sayang, fisik saya tambah menurun, pusing sangat, lidah pait dan mual sangat. Saya diagnosis sendiri, saya sepertinya mengalami , ehm , thipoid. Baru pertamakali seumur hidup saya. Jauh dari rumah pula, sendiri pula.

2hari di Amed itu serasa sedikit memaksa untuk fisik saya, ya, saya emang ikut snorkling lagi, pas di laut sih saya ga krasa apa2, keindahan karang dan ikan2 di Amed ini menyirnakannya. Tapi saat mau pulang, kondisi saya drop lagi, sampai2 pulang ke Denpasar disetirin dek Atria, untung dia sebagai cewe jago nyetir euy..

Mreka pulang pada sore hari, pas bgt pas sampai bandara pas flight mreka mo boarding kurang 1-2jm-an.. Saya lalu pulang k pnginapan, langsung tepar dari sore sampai esok siangnya, hari itu hari Kamis, singkat crita, malam itu, saya dijemput kawan lama saya(yang suda berdomisili di Bali) untuk mnginap di asrama Masjid-nya, Alhamdulillah sampai keesokan harinya tubuh saya sedikit demi sdikit membaik, meski masih tipes bgt, bisa Jumatan di Mesjid besar pula.. =]

pada Jumat siang, saya dijemput oleh teman saya yang lain, si Dewo, pada hari Sabtu adalah hari Nyepi, jadi saya memutuskn untuk menerima tawaran si Dewo untuk ikut pulang ke desanya di Bangli, kota kecil di Selatan Kintamani, desa yang indah dan berjarak 2 jam dari Denpasar. Hitung2 pengen istirahat demi melawan tiphoid juga.. Oya, saya sengaja ga ngabarin rumh karena takut disuruh pulang karena sakit.... hehehehe ;p

Sesampai di rumah desa di Bangli, saya terkagum2 dan sangat senang karna tempat yang saya akan tinggali ini berupa rumah yang tipikal bali sekali, setelah masuk pagar, langsung terdapat lumbung padi dan gedung kecil untuk upacara keluarga, pojok kiri terdapat pura kecil, di sisi kiri terdapat rumah utama, di kiri depan terdapat rumah kedua (yang saya tinggali) gedung di belakang sebagai gudang, di kanan terdapat gedung makan dan dapur, sangatkhas... =]

Rumah ini hanya ditinggali oleh Nenek Dewo yang sudah berusia 92 tahun, dan Bibik Tilas, yang keduanya hanya faseh berbahasa Bali, untug bik Tilas bisa bahasa Indonesia juga, karna setelah Nyepi, saya akan sendirian, karena Dewo akan kembali kerja di Denpasar..

Saya ikut rangkaian upacara2 yang diadakan sebelum dan setelah Nyepi di kluarga ini, saya dipakaikan kemeja, topi dan sarung khas Bali oleh Dewo, dan ikut masuk k Pura2 mereka, sedikit banyak saya jadi lumayan mengerti mengenao Hindu Bali, orang2 lokal Bali sangat religius dan sangat menerima perbedaan, contohnya saya masuk ke dalam pura, motret2 kegiatan upacara mreka dll dll dan mreka sangat amat teramat ramah diluar ekspektasi saya.
Mulai dari upacara Ogoh2 yag mistis, hari Nyepi yang bener2 sepi tanpa smuanya (malah jadi istirahat setotal2nya), sampai rangkaian upacara Odalan di beberapa Pura berhasil saya abadikan dalam memori saya. Saya jadi kangen juga sama masakan Bik Tilas yang serba Pedas (padahal saya lagi tipes) dn tiap hari buatin bubur buat saya, Nenek yang sering ga make atasan dan senyam senyum ngromyang bahas Bali, sampai Anjing rumah mreka yang suka manjat tembok (anjing Ninja, kata Dewo, hahaha)

Selama 6 hari saya tinggal disinbadan sudah pulih, daaaaaaan saya berangkat keeee LOMBOK! =D




(to be continue...)











No comments: