Thursday, January 06, 2011

Dengan kekuatan Mediaaa, kami akan menghukummu!

Selamat 2011.
Flashback ke 2010, mnurut saya adalah tahun dimana menjadi titik tolak di dalam diri saya. Banyak hal, salah satu yang paling besar adalah mengenai informasi.

Pertama dari medianya, seperti pada umumnya. Twitter adalah pemberi banyak perubahan itu. Kebetulan dari 2009 saya suda bikin accountnya, tp baru aktif 2010 awal, biasa, awalnya karna latah. Justru disitu saya mendapatkan kegunaan selain nyampah dan galau-galauan disitu. Berita. secara cepat dan secara selektif bisa saya peroleh. Bejonya fasilitas yg saya miliki cukup cepat untuk menunjang itu ( hape ). Istilahnya, dulu saya dapet brita dari koran dan brita di tivi, kalo koran, ga terlalu mobile dan saya sempetnya cuma pas pupi aja bacanya, itu aj yang berita olahraga, sedang tivi, seperti pada remaja umumnya, tivi lumayan tidak tersentuh, kadang nonton juga karena 'ga sengaja' karena orang rumah yang beda selera tontonan lagi nonton. Twitter adalah media yang unik, bukan media sosial seperti fb meski bisa juga nyrempet kesana, tapi ini adalah media informasi, yap, informasi apa aja.

isinya?

iya ini adalah hal utama tentang 'pergeseran' status informasi yang entah saya sendiri atau secara umum, disadari membuat semua-semuanya terasa berubah. Berubah bagaimana? entahlah. (ga jelas ya?)
Semua jenis berita dengan lengkap atau kadang wacana-wacana umum tentang berita atau kejadian-kejadian itu membuat semua terasa kompleks namun terglobal.

Saya dulu adalah manusia Indonesia yang acuh, lebih karena tak tahu, lebih ikut arus. Sekarang saya berani mengakui bahwa takdir sebagai manusia Indonesia, yang menyadari betapa 'aneh'nya negri yang saya cintai ini, membuat Nasionalisme saya(sedikit) meningkat.
Hubungan informasi yang cepat dan bisa dipilih ini, membawa kita lebih objektif dalam menangkap dan memahami kenyataan, dan menimbulkan ide untuk solusi tentunya.

Media, saya sadari adalah pengarah ideologi atau minimal pandangan manusia. Misal, kalo ada orang yang tiap hari cuma dengerin TV ONE, tanpa stasiun tivi lain, pasti jadi pro Golkar dan Ical. Saya jamin itu. (tak ada data memang, ini murni pendapat saya hehe) Saya ga bermaksud ke arah politik (tahikkucing kalo kata Gie) itu.

Dari semua-semuanya, dari Merapi, dari kasus Gayus, dari kasus DPR, dari timnas di AFF, dll dll. Menunjukkan kita bahwa (minimal) peduli dan tahu itu perlu, karna justru ke-acuhan generasi kita ini bakal menjadi pupuk dari ke-aneh-an negri ini yang ga ada berkurang-kurangnya sampe kita kakek nenek. Saya masi optimis secara umum, secara khusus banyak hal yang potensial bisa saya lakukan, minimal di lingkungan besar saya. iya, melalui media yang membuat kecil menjadi besar =]

(gambar: Hermes, sang kurir berita Olympus )