Tuesday, April 24, 2012

BII MayBank Balimarathon 2012.


The history just happened at April 22 , 2012. 
Event seperti ini baru kejadian kali ini. BaliMarathon 2012. Secara awam yang saya tahu Indonesia memang belum memiliki acara lari maraton bertaraf internasional. Pol-polan acara lari lokal yang diikuti temen-temen dalam negri aja.. gak se-wah yang kemarin ini. Dan rencananya mereka akan mengadakan setiap tahun. Semoga saja =]
Cek disini kalo mau tau lebih.

Bagi saya, itu adalah 10K kedua dalam hidup saya setelah 10K pertama di adidas KOTR September lalu.
Rada nyesel sih ga ikut yang half marathonnya (21km) seperti teman-teman. Tapi Alhamdulillah, target waktu saya (under 50mnt) sampe juga. Iya, waktu saya 49 menit. Saya senang.

Saya memang melakukan banyak latian untuk ini. Dari sepatu nike lunarlon, running kit serba mecing, hehe, armband dan earphone khusus untuk mendukung aplikasi endomondo dan nike+ di smartphone saya, serta meluangkan waktu buat 2-3x lari setiap minggu. setidaknya 3-5km setiap lari.

Diliat dari sisi lain, saya suka perkembangan olahraga di Indonesia. Mungkin prestasi masi jauh dari harapan. Tapi gaya hidup olahraga sekarang jadi trend. Dari sepeda sampai lari. Positif banget kan itu?

Mari lari =]



Monday, April 02, 2012

Bangga?


Ngomongin ke-profesian kami (baca: dokter), sebagian dari kami(bukan sebagian besar loh), pada bangga banget jadi dokter hingga rada nganggep profesi lain di bawah nya. Terlalu kasar sih memang kalo saya menjeneralisasi itu, tapi ada beberapa hal yang bikin risih saya. Ada bebebrapa hal, terutama sering nyantumin 'dr' di nama-nama account socmed mereka. @drMADUN ato @dr_Parmin atau dr-dr lain. Mending uda jadi dokter, eh kebanyakan yang nyantumin itu para mahasiswa s1 yg masi jauh perjalanannya.

Kami memang belajar lebih lama dari profesi lain dalam hal mencapai gelar itu. Bukan berarti kami lebih tinggi derajatnya dari profesi lain, banker, pengusaha, seniman, bla bla bla. Menurut saya kami itu sama aja. Sejak awal mahasiswa, tugas-tugas menumpuk, praktikum sering, teksbook tebal, (katanya) apalan harus kuat. Mnurut saya: nggaa!! Anak-anak tehnik lebih gila praktikum n tugasnya, tabel-tabel statistik dan angka lebih jelimet bisa aja gitu di kerjain anank-anak ekonomi, teksbook-teksbook anak tehnik informatika parah tebelnya.

Secara sejarah, memang terbukti dokter lebih nonjol disamping profesi lain, tapi itu ga pantes jadi modal buat ngebanggain berlebihan, kan? Exactly, we know better about human body's system, but life ain't about it only, right?

Mungkin ya, kalo dari hipotesa saya, proses yang di dapet dari perjalanan profesi kami, ngebikin sebagian dari kami tekurung dalam pandangan dan pikiran yang sempit, ketemu itu-itu aja, terperangkap dalam batasan-batasan prototipe dokter ideal (dari cara berpakaian, sampe pandangan 'derajat' di masyarakat). Dan emang sih, ayah ibu kita sebagian besar masi terperangkap dalam pandangan bahwa 'dokter' itu calon menantu yang bisa dibangga-banggakan.

Moga-moga saya diijinkan untuk tidak menyantumkan titel dr saya di undangan nikah saya nanti, malu-maluin, mnurut saya. Knapa? susah dijelasin, malu aja.. hehe
hehe, maaf loh kalo ada yang ga stuju, selintas aja ni di otak saya.

tapi, buat yang disana:
Hey, kita ini kecil, teman. =]