Saturday, June 03, 2017

Si kecil Kai

Yes, Minggu ke 40 dari prakiraan lahir (secara teori), jatuh pada 11 Mei kemarin. Kehamilan istri saya setelah belum segenap satu tahun usia si Kiana, anak pertama kami.
Kalo kata seorang temen saya disini: anaknya belum bisa merangkak ayahnya "mrangkak" duluan hihihi. Rasanya bersukur sekali jika mengingat saat pertama tahu, walau jujur saya dan istri sempat kaget karna ini terlalu 'nyundul' si Kiana. Tapi kami secara naluri langsung ikhlas menikmatinya. Rasanya ingin slalu memeluk istri untuk menemani sukaduka kehamilannya. Iya, di perantauan ini pasti ga se-enak di tanah air untuk menghadapi kehamilan dan proses kelahirannya. Iya sih semua-mua teratur/jelas/terjamin dll dll di negara yang sangat maju ini, tapi pasti tau lah ada barier enak-ga enak nya kalo jauh dari 'rumah'.

Iya, intinya saya pun tersiksa setiap istri yang mengalami proses yang Subhanallah sekali sejak awal hamil sampai melahirkan. Kalo ada pilihan saya ikut merasakannya tentu saja saya rela. ( #respect sama setiap wanita dan ibu umat manusia ) 
Sedikit lebay, saya pun memikirkan istri yang begitu hebat ini ( : hamil besar dan ngemong kiana yang masih todler awal ini bersamaan,) saat saya menyelesaikan fullmarathon pertama saya yang begitu suffer itu bulan maret lalu. Karna itu ga ada seujung jari perjuangan doi.

Di Jepang ini, negara maju yang punya masalah menurunnya populasi, sama seperti negara maju lainnya: negara sangat sangat sangat (kalo bisa diulang 1000x) menunjang warganya atau warga asing yang akan memiliki anak di tanah jepang. Mulai dari sejak kehamilan (periksa khamilan gretongan), proses melahirkan (fasilitas nomor wahid, gretongan juga fulll gretongan anjis ga sih, malah dapet duit loh yaa ngrasa  aneh ya nglahirin dikasi duit banyak sama negara), sampai membesarkan anak setelah lahir (jaminan kesehatan full cover, plus tiap bulan dapet uang "susu" alias di gaji cash sampe usia smp) denger denger sih sekolah sampe lulus SmA juga gretong. 

Kembali lagi ke inti pembicaraan, namanya Kai Abduljabbar (kai: laut; abduljabbar: (hamba Allah) Tegas). Lahir pada Senin, 15 mei 2017, di rumahsakit universitas Kagoshima,pukul 15.47. Usia kehamilan 40minggu lebih 4 hari (dulu kiana 40minggu lebih 5hari) ,Normal spontan, BB lahir 3234gr, pj 49cm. apgar score 10-10-10 (mnurut saya). Jujur saya brebes mili saat melagukan azan di telinga kanannya sesaat setelah lahir. Rasa yang begitu campur aduk. Alhamdulillah.

Momen-momen saat ini akan menjadi cerita yang akan slalu kami ingat dan ceritakan pada generasi kami selanjutnya, betapa seorang ibu itu hebat. Susah sekali mendiskripsikan betapa kompleksnya fisik dan mental kami sejak subuh senin itu, impartu dimulai, ketuban bocor alus, kontraksi otot uterus yang mulai rutin, masuk ruangan bersalin langsung. Beda dengan di Indonesia, disini proses lahir normal dilakukan se-alami mungkin. Tanpa obat. Tanpa induksi medikamentosa alias 'cuma' monitoring standar dan kontinyu dari impartu itu. Menurut istri sih ini ampun dah sakitnya drpd yang pertama dulu,, lebih lama juga dari impartu sampai fase 3 (lahir plasenta). Hampir 12jam. Saya Alhamdulillah full menemani (dan juga ibu mertua yang datang sminggu sebelumnya), uniknya pihak medis dirumahsakit "besar" ini ga ada yang bisa bahasa enggris, hehe, jadi proses menemani kontraksi sampe memimpin mengejan seolah langsung oleh saya sendiri yang menjadi translator si dokter obsgyn dan bidan ke pasien. Untung banget ya kebetulan saya orang medis juga hehe, ga kebayang deh kalo posisi saya bukan orang medis dan barier bahasanya terlalu jauh.

Satu lagi hal besar yang kami harus hadapi, bahwa aturan protokol yang cukup strict dari pihak rumahsakit bahwa sang ibu dan bayi lahir normal harus rawat inap selama 5 hari post melahirkan. Tanpa boleh ada yang menemani menginap di rumahsakit dan tidak boleh ada anak dibawah 6 taun yang menjenguk. Alias Kiana ga boleh bertemu mamanya slama itu. Hal yang sangat wow terutama untuk mama kiana dan kiana, dan juga saya dan ibu mertua yang gantian megangin kiana dirumah. Sama-sama ikut sedih karna setiap hari, si Kiana yang belum 'mengerti' itu mencari mamanya saat berangkat dan pulang daycare, setiap malam selalu terlelap setelah lelah menangis, dll dll. Benar benar momen yang worth it sekali dengan kehadiran si Kai.
ada cerita.
=]

Selamat datang di atmosfer bumi ini, Kai. Nama mu adalah doa kami, filosofi yang akan kamu pahamin setiap saat nanti. Di dunia dengan percepatan perubahan peradaban begitu berbeda dengan saat ayahmamamu ini hadapin dulu. Apapun untuk kalian, Bulan dan laut kami. Kiana dan Kai =]