GUE?
"Kalo gue...nah,lo gimana?"terus terang kalimat seperti itu membuat saya jadi males dengernya.
Memang saya ga bisa men-generalisasikan reaksi perasaan saya ke setiap orang dengan kalimat seperti itu,baik langsung atau ga langsung saya dengar.
Ya,saya termasuk salah satu orang yang ga setuju,kata kata "gue-Lo" dipakai di dalam bahasa sehari-hari orang-orang di sekitar saya,Jawa Tengah umumnya,Semarang khususnya.Saya mengutip dari kata bijak: 'Ga penting dari mana kamu berasal,melainkan Dimana kamu berada.' ...
Saya setuju dengan kalimat tersebut.
Faktanya,di Semarang,kota saya,masi ada pemakaian 'gue-lo' oleh para pemuda-pemudi Semarang atau pendatang yang aslinya masi dari jawa tengah yang jauh dari daerah asal 'gue-lo'.Risih sekali mendengarnya,apalagi dengan logat medog.Dan orang orang yang aslinya atau tumbuh di daerah asal 'gue-lo',tetap saja memakai kata-kata tersebut untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bukan 'gue-lo'.Dan di radio-radio 'gaul' di Semarang yang saya males nyebutnya satu persatu,para dj selalu membawakan clotehan siarannya dengan taburan 'gue-lo'.Saya muak sekali ketika teman kampus saya yang aslinya Tulung Agung,membiasakan diri dengan 'gue-lo' untuk berkomunikasi di kampus.
Geli saya.
Apa yang mereka inginkan?mempertahankan budaya-nya dengan tidak mau beradaptasi kah??mau menjadikan Semarang menjadi kota 'gaul' dengan menganggap bhs.Jawa sebagai budaya katrok??Merasa dirinya lebih 'gaul' dengan itu?Beralasan terbiasa kumpul dengan teman-teman pendatang?(harusnya anda yang menulari mereka,wahai orang jawa!) Merasa merdeka dengan hal itu?Merasa nyamankah?
Oke kalo penganut prinsip d atas melakukannya di daerah asal 'gue-lo'.Tapi bukan di sini!
Tujuan saya mengungkap ini adalah untuk mengkritik orang-orang tersebut,yang saya masukkan dalam kelas 'sok'. Hormatilah budaya Semarang,tempat anda berada.
Dan bagi orang yang aslinya bukan 'gue-lo' tolong pertimbangkan untuk tidak memakainya lagi di sini,Semarang.
Memang saya ga bisa men-generalisasikan reaksi perasaan saya ke setiap orang dengan kalimat seperti itu,baik langsung atau ga langsung saya dengar.
Ya,saya termasuk salah satu orang yang ga setuju,kata kata "gue-Lo" dipakai di dalam bahasa sehari-hari orang-orang di sekitar saya,Jawa Tengah umumnya,Semarang khususnya.Saya mengutip dari kata bijak: 'Ga penting dari mana kamu berasal,melainkan Dimana kamu berada.' ...
Saya setuju dengan kalimat tersebut.
Faktanya,di Semarang,kota saya,masi ada pemakaian 'gue-lo' oleh para pemuda-pemudi Semarang atau pendatang yang aslinya masi dari jawa tengah yang jauh dari daerah asal 'gue-lo'.Risih sekali mendengarnya,apalagi dengan logat medog.Dan orang orang yang aslinya atau tumbuh di daerah asal 'gue-lo',tetap saja memakai kata-kata tersebut untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bukan 'gue-lo'.Dan di radio-radio 'gaul' di Semarang yang saya males nyebutnya satu persatu,para dj selalu membawakan clotehan siarannya dengan taburan 'gue-lo'.Saya muak sekali ketika teman kampus saya yang aslinya Tulung Agung,membiasakan diri dengan 'gue-lo' untuk berkomunikasi di kampus.
Geli saya.
Apa yang mereka inginkan?mempertahankan budaya-nya dengan tidak mau beradaptasi kah??mau menjadikan Semarang menjadi kota 'gaul' dengan menganggap bhs.Jawa sebagai budaya katrok??Merasa dirinya lebih 'gaul' dengan itu?Beralasan terbiasa kumpul dengan teman-teman pendatang?(harusnya anda yang menulari mereka,wahai orang jawa!) Merasa merdeka dengan hal itu?Merasa nyamankah?
Oke kalo penganut prinsip d atas melakukannya di daerah asal 'gue-lo'.Tapi bukan di sini!
Tujuan saya mengungkap ini adalah untuk mengkritik orang-orang tersebut,yang saya masukkan dalam kelas 'sok'. Hormatilah budaya Semarang,tempat anda berada.
Dan bagi orang yang aslinya bukan 'gue-lo' tolong pertimbangkan untuk tidak memakainya lagi di sini,Semarang.
5 comments:
hei..
mungkin mereka yang pendatang a.k.a asli dari 'gue-lo-' udah terbiasa dengan penggunaan 'gue-lo' itu sendiri dan mungkin buat kamu yang terbiasa make bahasa sehari-hari kamu agak risih dengernya. saya ngerti kok but that doesn't mean kamu bisa menganggap mereka mereka yang make 'gue-lo' itu sebagai orang yang sok atau pamer, dun be shallow minded .
sekarang coba posisi nya dituker. kamu yang berada di kota asal 'gue-lo' itu.. dan temen2 sekeliling kamu make kata 'gue-lo' itu..dan cuma kamu yg tetep make 'saya-kamu'. pasti mereka2 mungkin agak risih juga dengernya .
saya juga yakin buat pendatang di kota kamu mereka juga berusaha untuk beradaptasi dengan menggunakan bahasa kamu. tapi semua kan ada proses. kalo mereka make gue-lo itu masih dalam tahap wajar sih menurut saya sih ngga papa selama dia ngga ngengganggu dan ngerugiin orang2 Semarang itu. ya kan..
thank u, ;)
hehe,
iya yah,sepertinya saya terlalu,hehe
tapi sebenernya kesebelan saya,saya tujukan pada orang asli sini yang ktularan mereka,,
btw ,
thx bgt y tanggepannya
hehe.. sama-sama
we're here for sharing kan.. btw, i put ur url in my blog.. u allowed me to do so kan?
dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung
begitu kata pepatah
saya: SEPAKAT!
Hai. Dari blognya Raka nih.. Sepakat sama kamu. Buat apa sih sok-sok Jakarta?
Post a Comment