yang terakhir itu adalah hal esensial yang saya sesali ketika tidak mempertimbangkannya saat memutuskan karier saat masa muda dulu. hehe
Alhamdulillah,Kebetulan tahun ini, saya bisa pulang pas hari H ke Semarang. Setelah 3 tahun berturutturut kemarin, saya menjadi layaknya bang thoyib (bukan thoyib pmain Aspac ya) ga bisa pulang sampe bisa pulang tapi H plus sekian bla bla bla intinya saya taun ini bisa lebaran di kampung halaman. Spesial karna istri saya yang aseli surabaya juga mengalami mudik pertamanya sejak lahir, karna dari dulu kluarga besar doi kumpulnya ya di surabaya surabaya aja.
Memang ga selengkap jaman dulu, keluarga besar kami di Semarang bisa kumpul, semakin kesini semakin nyebar dan semakin ada halangan. Tapi pulang dan bisa lebaran di kampung halaman itu priceless.
Benar kata kata Dee di salah satu cerita di buku Rectoverso, mengenai 'pulang'. selama di perantauan itu seperti menahan nafas. Mungkin analoginya bisa saya kembangin seperti ini: merantau itu seperti free dive, sebagus apapun dibawah sana, tetap bakal ga betah dan butuh ambil nafas ke permukaan. *saya ga pernah ngrasain free dive sih sebenernya.
InsyaAllah Septmber depan menjadi bulan yang spesial buat kami. Adik saya bakal dinikahin calon suaminya di minggu pertamanya. Dan yang paling bikin saya exited adalah kehadiran anggota keluarga baru dari rahim istri saya. =] siapa sih yang ga deg-deg an di kondisi ini.
oke, kejutannya lagi, ada ujian setelah itu. Beasiswa saya buat ambil sekolah lanjut di 'sana', tembus!
dan saya kudu brangkat akhir September, meninggalkan istri dan insyaAllah bayi kami demi hal diatas tadi. yap, ujian hidup dimulai. exited campur galaaaau, hehe, tapi rencananya mereka vakal nyusul juga sih setelah saya settle enak disana.
di 'sana'nya itu dimana? next blogging yaaaa
oke sekian. Puji Tuhan hidup ini begitu serunya ya
No comments:
Post a Comment