Wednesday, September 26, 2012

25September

Kembali lagi ke masa dimana blog adalah diary. Saya cuma ingin berbagi, minimal untuk mesinnya google hehe

Saya sudah rada susah mengingat detil awal pertemuan kami, sebut saja Arwen. Saya pernah sayang dia sampai ubun-ubun, saya bisa mengingatnya meski susah *gajelas ya?*

Interaksi kecil membuat saya tidak naksir tapi langsung jatuh, saya berubah, saya sadar itu, seperti kerasukan DNA virus di dalam semua inti sel saya. Alhamdulillah banyak hal positif bila di logika, ada yang langsung ada yang tak langsung.

Mungkin 4tahun bersamanya adalah sebuah bagian hidup saya yang akan saya simpan baik-baik, meski di gudang, bukan untuk dibuka-buka lagi albumnya, tapi untuk sekedar memahami arti ikhlas akan takdir.

Kami sempat di titik tertinggi, menatap senja tanpa sadar slain rasa, sering pula di titik bawah dimana mungkin lelah seperti lari marathon.

Saya pernah merasakan, hati itu bisa bicara, dia bicara tentang berenti. Sayang sekali waktu itu hatinya yang bilang tentang memulai. Tapi saya seperti tahu, semua harus diakhiri, dan dia akhirnya paham.

Lalu kami beranjak, di dalam musik sepi di hati masing-masing, saya paham itu.

Kemarin, saya memimpikan datang ke pernikahannya *sumpah saya tak tau, cuma tau dia sudah memutuskan menikah*, itu bukan mimpi buruk karena saya tersenyum kalau anda melihat saya tidur. Tepat keesokannya saya dikageti oleh telfonnya, saya mengangkat dan seolah tau ia telfon untuk ceritra tentang ijabkabul siang harinya. Saya sungguh tersenyum, tak ada berat, apalagi tangis, saya bersukur sangat, diatasnya lega, saya tau dia juga, karna dia juga diam-diam tau mengenai pertemuan saya dengan calon jodoh saya. Kami pun merasa mengobrol berjam-jam padahal cuma sepuluh menit. Saya memang tak bisa datang ke resepsinya, sengaja? Mungkin iya. Entah kenapa.

Kemaren, 25 september, adalah ulangtaunnya, saya sengaja diam tapi mengucap doa untuknya di subuhnya. Saya yakin dia tahu dan paham.

Ikhlas? Mungkin ini yang saya rasakan dinamakan itu.. =]

Perjalanan. Saya suka ini, begitu nyaman di akhir.

Untuk Arwen, terimakasih, semuanya indah karena hanya judul itu yang saya ingat di buku kita. Selamat jalan, karena saya tahu kamu tahu kita tahu posisi kita.

Untuk Eos, trimakasih, karena ternyata kamu yang akan kunikahi, dan dengan kamu, saya akan berjalan.
Karena kamu jawaban atas semua doa.


1 comment:

korra said...

menjadi paham arti sebuah keikhlasan dalam hubungan yang mungkin tidak dapat disatukan kembali dari kak kamil, saling menerima dan saling mengikhlaskan merupakan jalan terbaik,semoga diberi kelncaran ya kak kamil pernikahannya,,amin,,