Wednesday, September 05, 2012

Apa yang salah?

Kalo temen2 baca brita yang
Saya captured dari majalah detik ini, isinya sama aja dari smua media yang memberitakan hal itu, angka kecelakaan lalulintas yang ninggalin korban jiwa hampir 1000 dan disertai angka kecacatan dan kerugian akibatnya. Sungguh gila. Apa kita harus tetap berpikir itu 'cobaan' dari Tuhan? Saya ga stuju.

Kita tau pemerintah punya andil besar dalam event seperti saat arus mudik, dan mreka(pemerintah) memang ahli dalam membuat kita sebagai rakyat berpendapat: "yasudahlah ya..". Hehe maksud saya, saya males bahas.

Mari kita melihat dari sisi kita sendiri, sebagai orang-orang awam yang sebagian besar tahu sama tahu knapa kendaraan motor jadi semakin banyak, kendaraan umum segitu-segitu aja, dan mobil-mobil mewah pun juga bertambah.

Kita kerucutkan lagi, kita bahas aja tentang kendaraan roda 2.
Kebetulan saya sedang belajar dan bekerja di bedah saraf di RS.Sutomo, yang setiap harinya, di IRD nya, didatangi lebih dari 10-20 pasien kecelakaan bermotor roda 2, yang sebagian mengalami cedera kepala, sebagian dari itu meninggal, sebagian sisanya minimal nginep rumah sakit atau ninggalin kecacatan otak dan organ slain otak. (maaf saya nulis ini ga berdasar data)

Memang sbagian besar negara melalui sistem askes dan lain-lain menangggung pengobatannya. Tapi, saya slalu miris ngliat dampak bagi si korban mulai dari ekonomi, sosial, kerjaan, blablabla. Mungkin bagi negara si gampang ngluarin bermiliar rupiah dalam sebulan untuk mereka, tapi betapa indahnya jika itu bisa dicegah?

Saya rada bingung ngeliat smua iklan sepeda motor roda dua di endonesia ini SELALU mengandalkan dan menawarkan betapa produk mreka bisa dibuat 'ngebut'. Asli saya dari awalnya suka si komeng jadi ilfil ma dia gara2 dia jadi icon yamaha apa itu yang bisa ngebut sampe segitunya..

Kematian terbesar usia produktif di dunia (berdasar data WHO) itu dari kmatian akibat kecelakaan lalu lintas. Bukan kanker ato yang lain.

Keamanan di jalan bukan tangguangan pengendara motor atau mobil lain kan? Bukan kalo ada polisi aja lalu berenti di blakang garis marka dan ga nyuri2 jalan saat rambu baru aja merah? Atau merasa seru kalo bisa ngebut dan nyalip kiri mobil yang uda reting kiri? Dan saya yakin temen-temen masi sering lihat anak muda sampe orangtua yang berkendara tanpa helm dengan alasan masi deket rumah padahal uda di jalan raya?

Saya pernah magang di salah satu kota di Jepang, motor roda 2 disana mannernya baik, dan didukung oleh sistem ga boleh ada motor roda 2 yang melebihi 50cc alias ga boleh boncengan, alhasil di instalasi gawat darurat disana terbalik dengan disini, bukan 3/4nya kecelakaan motor roda 2. Jadi pemerintah mereka ga usa nguras kocek buat biaya kesehatan rakyatnya seperti disini karna concern bgt sama yang namanya prevensi.Conto aja pada bulan itu pas saya disana slama satu bulan hanya ada 1 pasien kecelakaan lalulintas, itu aja cuma mengalami cedera otak ringan.
Memang sih kita ga bisa nyama-nyamain negara maju sama endonesa yang notabene negara berkembang. Tapi apa salahnya lingkungan kita dikit-dikit diajak sadar? Mbuh piye carane hehehehe

*maaf bukan tulisan solutif

No comments: