Sunday, December 16, 2012

Reminisced (my grandpa)

"hal yang menyakitkan, saat tak sempat mengucap selamat tinggal.."
-kutipan dari film 'life of Pi'-

Sore itu yang saya ingat awan yang bergumul, belum pulang dari jaga dihari sebelumnya. Tak ada rasa apa-apa saat kakak saya telfon dan memberi kabar duka kecuali setengah tak percaya. Kakek saya yang tinggal satu itu (kakek dari ibu saya mninggal saat saya kecil, jadinya kakek saya tinggal yang dari ayah saya) meninggal. Tiba-tiba. Kecelakaan saat membersihkan genteng masjid.

Sedih karna kehilangan sosok di hati saya. Sedih karna saya tidak didekatnya. Tapi Ikhlas yg langsung hadir karna sadar ini qodarnya.

Saya adalah orang yang masih belajar mengenai smua, termasuk tentang arti keluarga dan arti kehilangan, dimana kehilangan sosok anggota keluarga itu tidak ada kecuali pahit di krongkongan dan pupil saya terus saja lupa berakomodasi, menerawang akan semua , mengenang beliau.

Sangat akan tak terlupakan, wajah bersihnya saat saya memandikan jasadnya, walau cuma jasadnya.

Saya bersukur, sepertinya semua mau mengikhlaskan, bahkan semua iri, beliau meninggal karna terjatuh di masjid di blakang rumahnya yg beliau bangun, dikubur di belakang masjidnya, dan sisi positif hidupnya yang tak habis-habis dibicarakan saat seharian ratusan orang datang melayat.

Bagi saya, dia pejuang, salah satu sosok idola, bahkan bagi saya dia yang paling mengerti saya dan ayah saya, melihat kami sebagai seniman bukan ahli bedah yang ngobrak-ngabrik otak, bahkan yang saya ingat saat menasehati saya untuk terakhir kali bulan kemarin mengenai rencana pernikahan saya. Ah, masih banyak skali.

Sedih, karena rindu beliau.
Senang, karena merasa punya beliau.

Innalillahi wainnailaihi roojiun.

No comments: