Friday, December 31, 2010

My Lonely Planet: 3 days in Kyoto (2)



















































Halo halooo...
hehe

Lanjut ga nih? *ngomong ma diri sendiri*

Jadi pas dateng siang siang gitu, saya sempet 'lost' gitu, saya GATAU JALAN KLUAR STASIUNNYA! hehe brasa bego dah.. emang kepedean si, nbak-nebak sendiri awalnya, tapi ini untuk keseratus sekian kali kok, diakhiri dengan nanya,tapi kesannya lebih aj disini gara gara baru kali ini liat stasiun kereta bagus dan superhuge gitu, Tokyo kayanya kalah deh...

Oya, sbagai Turis, enaknya, kita halal banget kalo salah. Apapun itu, pasti kita di-maklumi sekali oleh orang sekitar. Paradigma itu harus kita gunain seoptimal mungkin. Rite?

Jauh dari sebelum ke Kyoto, saya uda mesen pnginepan disana via iternet. Cukup jelas, dari fasilitas, harga,dan peta lokasi. TOMATO House namanya, satu dari banyak banget hostel yang terdapat di kota Kyoto ini. hitungannya murah, semalam saya kudu bayar 2000 yen ato 200rb, dibanding hotel paling murahnya yg mncapai 5 sampe 6 ribu yen. Seperti hostel lain di muka bumi, sistemnya 1 kamar ada 4-6 kasur, alias share dgn wisatawan lain, kamar mandi luar lengkap dengan mesin cuci koin, dan dapur, serta living room yang tersedia wifi (wifi dan internet di Jepang cepetnya kaya mencret air). Cukup nyaman, karna justru suasananya jadi kekeluargaan sekali. Saya kebetulan share dengan mas mas Jerman yg sangat ramah dan 2 orang China yang apatis dan sharian di dalem kamar. si empunya hostel ramah sekali, bahkan mlm trakhir saya ditemenin nunggu bus, dan sampe sampe saya disediain ruang kosong buat solat sgala.. mantab kan?? Dan owner skaligus yg ngejaga hostel Tomato ini rajin ngirim invitation via fesbuk kalo ada acara apa loh sampe sekarang. (liat foto)

Kota ini 'katanya' memang dipertahankan sebagai kota wisata, kebetulan banyak banget tempat wisata sejarah, budaya dan religi yang bisa dikunjugi, mnurut saya 3 hari cukup ideal, itu saja saya men-skip beberapa kuil untuk di kunjungi.

Tarsportasi dalamkotanya gampang, ptunjuknya lebih 'jelas' dibanding kota-kota di Jepang lainnya yang slalu ditulis dalam karakter huruf kanji. hmm..
Bus dalam kota adalah yang paling ideal, kota ini cukup besar, perlu 1-2jam hanya untuk naik kendaraan dari ujung satu ke ujung lainnya. Bagi backpacker seperti saya, ada paket tiket bus seharga 500yen untuk naik turun bus sesukanya dalam atu hari, saya bisa sampe naik turun sebanyak lebih dari 10 kali, sedang harga normal skali naik 220 yen. tiket trusan itu dapat dibeli di dalam bus. Penduduk disini lumayan faseh berbahasa inggris, mirip2 di Bali, mungkin karena terbiasa hidup berdampingan dari turis asing.
Tapi untuk yg (mnurut saya bakal boring n kurang seru) ada paket bus 2000yen yang terdapat Guide di dalamnya, rute ditentukan sononya..

pada hari pertama dan setengah hari ke dua, betapa beruntungnya saya karena saya berjalan muter-muter Kyoto bersama pasangan suami istri dari Singapore, Mike&Fiona, pasangan ramah Chinese-Singapore.. Awalnya kebetulan kami dalam 1 bus dari stasiun, lalu ketemu lagi, langsung saya ngajak ngobrol mreka dan ternyata rute tujun kita hari itu sama persis (What a wonderful coincidence!), jadi kami bertiga jadi rmbongan bacpaker hari itu, walo dalem hati rada ga enak si ganggu hehe.. Miss those part, Mike&Fiona!
Oiya, kalo di Jepang, gampang banget ngebedain yang mana cewek Jepang dan cewe asia lainnya. gampang bgt. hehe

Gimana? terbayangkan enaknya kah?

(gambar: atas ke kanan: tersesat gang gang sempit nan molek di kota, nunggu bus d halte (suwung), bersama Mike&Fiona, bersama Simpei(sang pemilik hostel, Hostel Tomato(hostel yg nyaman), Peta jalur Bus (hidup dan mati saya di peta ini), Hotel simbol Kyoto )

No comments: