Wednesday, October 06, 2010

om Toni yang nge-blank

Halo sodara! salam separatos!

"menurut mas Toni, cinta itu apa?"
"cinta itu adalah sebuah karya anak bangsa, yang melindungi warisan atau true love, atau piss love, atau i love u , yang membuat hati seorang manusia tentram atau damai atau piss atau karcis..... (dan seterusnya)"

Barusan adalah contoh pendapat dari mas toni, seorang yang memiliki gangguan jiwa, yang kebetulan menjadi terkenal di per-internetan karena begitu kocaknya, (kalo ga percaya monggo nongton di you tube, banyak bgt episode-episode 'gila' mas toni di Toni Blank Show)
saya bukan mau ngebahas mas blank ini sebenarnya, tapi saya rekomendasikan teman2 kalo iseng, daripada ngga ngga mending klik mas toni ini ..=]

Orang gila, atau lebih halusnya, orang yang menderita gangguan jiwa. Sebelumnya, secara umum (bodo-bodoannya) dibagi 2 aja, pertama yang emang 'gila' atau yang uda putus kabel di otaknya (psikosis) dan satu lagi orang yang terdepresi karena stress (neurosis). Sebenernya masi banyak lagi pembagiannya, tapi daripada jadi gila baca ini, 2 aja yo. Bedanya, yang pertama/psokosis itu biasanya ga nyadar dia itu 'gila', yang satu lagi nyadar kalo dia stres, dan masi banyak lagi bedanya. semoga ngerti ye. hehe. Kali ini kita ngomongin yang psikosis aja ya!oke

Berdasar pengalaman sebulan lalu, slama 5 minggu saya di RSJ (bukan sbagai pasien, tapi sbagai koas! ) saya jadi sdikit paham, bagaimana seluk beluk disana, dan apakah sebenarnya 'orang gila' itu.

Kasihan, itu adalah label di pandangan kita sebagai orang normal pada mereka. disaat menghadapi mreka setiap hari, melihat langsung kemajuan pengobatan mereka, melihat mereka berkelakuan 'gila' (yang sebagian besar sangat 'lucu', iya lucu yang natural , lah wong emang mreka gila si ya haha =D), mengobrol dengan mereka. Bagi saya sangat berkesan.

Contohnya saja, pasien yang saya jadikan kasus (saya buat rangkaian datanya buat maju ujian), nmanya mas.S. laki laki 23 tahun, sudah ke 3 kali dirawat di RSJ dan kali ini suda 2 minggu disini (RSJ). dia terdiagnosis Schizopren Paranoid berkelanjutan, prognosis buruk (maksudnya kmungkinan sembuh sangaaaat kecil, karna banyak hal,susah dijelasin).
Profilnya, dia seperti normal, sangat kooperatif diajak berbicara dan bercerita, sangat memahami agama (dulu anak psantren,dan smua tingkahnya slalu mendasari Rasul,dll dll, tapi dgn cara yang tidak berlebihan spt fpi *ups*), sangat bersih (ini rada kompulsif sih, mandi tiap 2-3jam). kelainan dia, cuma karna selalu mendengar bisikan entah dari mana (halusi), dan memiliki waham/delusi bahwa dirinya kadang diberi kekuatan. dan dia bercerita juga, kalau alasan dirinya dibawa ksini (lagi) karena dia kerasukan kekuatan itu, yang dia sendiri bnr2 ga tau. hmmm... trakhir, yang membuat sedikit trnyuh, adalah, keinginan dia pulang, rindu akan kedua orang tuanya di desa, dia ga tega ortunya yang suda mulai tua masi kerja di ladang, dan hebatnya, mas S ini masi punya cita-cita bersekolah untuk jadi ahli tani. buat kmajuan desanya. tapi , akunya, yang dia bisa lakukan sekarang adalah berdoa supaya dia bisa pulang, kekuatan 'aneh' yang dia anggap ada itu lenyap, dan berbakti pada ortunya. jujur, abis itu, saya juga doain dia, supaya sembuh. simpati saya sangat besar untuk mas S ini.

Sudut pandang lain. Salut saya, kepada keluarga 'mereka'. yang menanggung beban mental dan sosial begitu besar atas anggota keluarga mereka yang sakit. mnurut saya itu lebih berat daripada sakit fisik, (maaf) mungkin sedikit sama dengan posisi penderita HIV di masyarakat kita. kadang mereka dipojokkan secara sosial secara berlebihan. Semoga mereka trutama kluarga pasien gangguan jiwa, diberi ketabahan lebih. Amiin

salam SEPARATOS =D

1 comment:

Nita Wakan said...

wah pengalaman yg berharga ya kak, bisa terjun langsung ke RSJ, sebagai koas lagi!