Jempol:
Dalam ilmu antropologi asik, dalam benak saya berdasarkan feeling dan hipotesa random, memberikan jempol memiliki makna bahwa dalam kondisi oke, bisa juga memberikan info bahwa objek itu atau ini adalah baik.
Dalam perkembangannya, seiring pertumbuhan kapabilitas potret memotret dalam arti alat mengambil gambar potret yang smakin kesini semakin canggih, tumbuh juga satu 'gaya' yang menjadi umum. Iya, gaya 'jempol'.
Mungkin ini beda dengan gambar potret secara umum seperti lenskep, atau selfi selfian.
Saya, dalam hati yang dalam, kurang suka atau rada geli jika gaya manusia dalam potret tersebut memakai gaya 'jempol'. Namun peradaban sekarang , tanda data yang terpercaya, saya yakin sparo manusia terutama kaum lelaki muda, memakai gaya jempol jika dipotret, bisa sendiri, bisa pas foto rame rame. Ini tidak baik, mengalahkan simbol potret perabadan damai dengan gaya telunjuk dan tengah. ( gaya piss )
Kebetulan saya adalah murid dari sistem sekolah spesialis bedahsaraf, dan sering mengambil gambar (klinis) pasien dengan gaya jempol, untuk ini sih kami pakai karna untuk menunjukkan kondisis saraf secara general. Itu pun kami jaga arsip tersebut untuk keperluan medis saja.
Entah ini berhubungan atau tidak,
Saya geli aja kalo ada mas mas yang slalu pakai gaya jempol.
Hehehe
Maaf ya nulis ini, daripada ga diungkapkan ntar bisa bebelen *halah
No comments:
Post a Comment