Iya adalah buah, warna gelap. dan entahlah saya belum terlalu akrab dengan pohon kopi.
Dimulai dari jaman peradaban manusia post reisnance (saya yakin tulisannya salah), jaman Spanyol dan Portugis perang dingin akan siapa yang lebih maju dalam kejayaan&agama di bumi yang datar, seiring itu para pelaut kedua bangsa itu dengan beban politiknya berlayar mencari rempah (dan kayanya kopi juga).
Lanjut oleh jaman revolusi industri di Eropa, ketidakterimaan para cendikia di pihak buruh akan kemajuan industri yang berkomplikasi meruntuhkan hak asasi. Perang dunia 1 dan 2 yang jaman pemusnah separo umat manusia.
Manusia berpikir, berdialog, berpolitik, semuanya dalam suasana sosial. Entah saya ngelantur saat ini atau ngga, hal-hal tadi ada hubungannya dengan secangkir kopi.
Obrolan sore atau pagi dengan secangkir kopi panas dapat memecah kekakuan, melahirkan ide, kesepakatan, rencana, jawaban, dan apapun itu.
Saya pecinta kopi. Hukumnya jadi wajib untuk secangkir kopi hitam pahit setiap pagi. Secangkir sudah lumayan buat maintanance unsur kopi dalam plasma saya, otak saya. Saya bisa nikmatin lamunan saya sambil minum, bisa ada efek mood booster dan ngilangin gejala prodormal juga. Mungkin semuanya sugesti alias psikis karna otak saya sudah ngasi label 'addicted to coffee' pada sistem ARAS saya (baca-sistem otak buat ngatur ksadaran).
Derajat keasaman, body (rasa 'penuh' di dalam ruang mulut), dan fruity, adalah beberapa hal yang membedakan jenis seduhan kopi. so far, saya lebih suka yang lebih asem dengan body dan ke-fruity-an yang oke, tapi kalo ngga ya gapapa, yang penting kopi item pahit tanpa sebutirpun gula. lebih suka arabica daripada robusta sih seringnya.
Banyak jenis biji kopi, Indonesia punya beberapa dari gayo sampe papua, beda beda semua, khasnya sendiri sendiri. oya satu lagi, cara nyediainnya juga bikin beda loh..
Okee okee, cukup aja, selamat berkopi ria. Bebas kok mau pake gula setoples atau tambah krimer segalon, mau minum white coffee (kopi kawe terendah hehe), sesuai selera aja..
*pas ngopi sambil nyanset di gili trawangan pas hanimun*
No comments:
Post a Comment