Semua atlet melakukan latihan yang keterlaluan. Latian 4 jam sehari setiaphari untuk 2x45menit di pertandingan sepakbola di weekend saja, latian seharian bertahun-tahun untuk 2x6 menit gulat, lari jauh tiap hari sepanjang hari untuk event marathon akhir tahun.
Semua pelajar juga begitu, belajar bertahun-tahun demi ujian akhir yang hanya 2jam.
Para jago masak apalagi, belanja bahan masakan seharian, mengolahnya juga sharian, memasak lalu hanya untuk menyajikan sebuah menu dan dilahap beberapa menit.
Seolah waktu itu mempermainkan manusia yang ambisius hingga ga krasa dimainkan, kita ini dikhianati waktu, dibuat bahan tertawaan.
Mengutip katanya fahddjibran, waktu juga secara relatif memendek dan memanjang, kita merasakannya saat bosan dengan sesuatu, sang waktu ikut-ikutan memanjang, dan kala kota dikejar sesuatu, si waktu juga ikut-ikutan berlari.
Lalu apa yang sebenarnya? Apa yang seutuhnya tulus?
Ada suatu misteri, dimana kita ini hidup di atas kertas kontrak sebentar meurut waktu, untuk hidup selamanya di kehidupan 'nyata' nanti tak ada si waktu lagi, dia musnah entah kemana, itu juga kalau kita yakin adanya itu(kehidupan akhir).
Dan misteri-misteri lainnya sebenarnya banyak, seperti hati manusia yang selalu rela dijadikan bahan tertawaan si waktu, ga ada satupun bahkan berkonspirasi untuk ngelawan waktu.
Jadi kesimpulan tulisan ini adalah:
Saya sedang absurd, sekian trimakasih